Kamis, 15 November 2012

Angin Kemarin


Kemarin aku gigih menggenggam butiran pasir, karena kau yang merayu, walau serpihannya memedihkan mata. Berkali matamu menyiratkan bertahan, dan hatiku hanya menunduk patuh, entah setan apa yang mencocokku? tapi angin kemarin tak main-main, menerpa genggamanku yang mulai merenggang, dia memasuki sela jariku, menghabiskan semua dan tak mampu kupertahankan, Masih adakah sebenarnya sisa butiran pasir itu? tapi angin kemarin menyadarkanku akan sebuah kenyataan, pasir itu bukan untukku!!! karena angin kemarin melepaskanku untuk segenggam pasir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ketika hati mulai untuk memahami jiwa yang lain..