Senin, 28 Maret 2011

sepenggal doa untuk cinta yang kubela,

“Tuhan,aq setia menimang-nimang cinta satu-satunya.
Pada beningnya hati,milikmu,yang tak beriak.
Slalu memantulkan cahaya biru dan ku bisa bercermin darinya.
Hanya tampak wajahku yang mulai layu.
Tertebas segulung mimpi indah yang belum menjamah nyata.
Mengais satu demi satu,sisi jiwanya yang entah bersembunyi dimana.
Sejauh mata melihat,hanya teduh mata air-nya.
Selebihnya,aq tak tau dimana kau simpan cintamu.

Tapi,aq tetap menimang-nimang dambaku.
Yah, Siapa tau suatu hari nanti bisa bertemu dan bersatu.
Seperti malam ini,setidaknya ada tatap mata dan senyum lugunya yang mendamaikan lelahku.

Terima kasih Tuhan,untuk karunia-Mu.
Dan smoga dambaku ini,bukanlah damba semu.”