Selasa, 23 Juli 2013

separuh kamu..

pagi ini hatiku mendadak penuh,dadaku berasa sesak, bulir embun dini hari yang masih menusuk tulang membuatku meringkukkan tubuhku lebih dalam, perasaan apa yang mengalir dalam darahku kali ini? kadang membuncah, dan bisa tiba-tiba redup dalam sekejap. aku diam... aku berpikir.. keberadaanmu membuatku merasa ambigu, ketiadaanmu terasa olehku bagai gelas kosong yang hampa, aku jatuh cinta..mungkin? tapi seharusnya tak mungkin!! namun adamu mulai mengendap-endap, suaramu mulai mencoba mencuri-curi dengarku, aku...risau tentangmu, karna aku hanya memiliki separuh kamu,

Kamis, 22 November 2012

Ahh..ada apa dengan senyum itu??

Dibalik indah yang mengemuka, Ternyata masih ada saja tanya yang terbelit maya, Tentang senyumannya yang masih samar, Tentang diamnya yang meniupkan gerah, Sadar setengah hati, Ternyata masih ada makhluk dengan senyum yang begitu menyenangkan, Ah..mengapa tak jua kau hadirkan setitik tanda untukku yang makin jengah??

Lepaskan aku sayang..

Aku ingin semua baik-baik saja, Apakah hatiku atau hatimu, Bukankan kita hanya berusaha untuk bisa menekuni apa saja yang direncanakan Sang Dalang? Ah, Sayang..sudahlah!! Jangan buat hatiku meronta kembali, Aku sudah menidurkannya. Sudah kuterima semua polah tingkahmu kemarin, Seperti menikam diri sendiri tanpa sakit menjerit, Mencintaimu yang hanya meninggalkan serpihan lara, Tak sangka,,tak nyana.. Kau pagutkan hatimu pada orang lain ketika kata setia kujaga diatas pengharapan satu-satunya. Apa yang lebih sakit dari ini sayang?? Jadi biarkanlah saat ini aku damai dalam adaku, Tanpa adamu,tanpa laramu, Aku bisa melupakanmu, Mudah untuk bisa memaafkanmu, Tapi untuk kembali padamu yang telah berulang kali menyakiti hatiku?? Tidak..aku tidak mampu!

Selasa, 20 November 2012

Sajak Kecil Tentang Cinta

mencintai angin harus menjadi siul, mencintai air harus menjadi ricik, mencintai gunung harus menjadi terjal, mencintai api harus menjadi jilat, mencintai cakrawala harus menebas jarak, mencintaiMu harus menjelma aku.

(sapardi djoko damono)

Jumat, 16 November 2012

Secret Admirer Part 3

Malam ini terlalu sunyi, Seperti malam-malam kemarin tanpa pesan-pesan yang berdecit di ponselku, Ah..Sedang apa kau disana?? Mungkinkah sedang menulis pesan untukku diponselmu,lalu kau hapus, bahkan barangkali kau kirimkan ke ponselmu sendiri?? Atau sedang berusaha membingkai serupa wajahku di kelunya malam? Tersenyum sendiri aq membayangkan hal itu jikapun benar, Aku tahu, Susah bagimu untuk menahan perasaan rindumu padaku, Resah tiada kiranya kau karna aku tak mengijinkanmu menggenggam jemariku barang sesaat, Jika saja, Wajah "Desember" itu belum ada...

Tentang Adaku dan Adamu,

Baiknya memang kita tak berjumpa, Biar kita tak saling meluka, Memang lebih baik kita tak bicara, Agar kita tak saling mencaci, Entah..apakah adaku atau adamu yang membuat dinding ego semakin bebal, Mungkin kita memang harus merentang jarak, Belajar memahami dengan diam, Agar mengerti apa yang salah dengan sebuah "ADA".

Kamis, 15 November 2012

Hujan Bukan Juni


Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu - Sapardi Djoko Damono -

Kamu,Aku,Cinta..Entah!!


Bertemu denganmu membuatku berpikir, "ya,kamulah orang yang aku tunggu untuk bersisian denganku dalam perjalanan ini." Aku dan kamu,qt diciptakan untuk bersama, Begitulah yang dijanjikan sebuah kisah cinta, bukan? Kamu tau, aq jatuh cinta kepadamu, Namun,mengapa mengingatmu juga terasa menyakitkan, Mengapa mengingat kisah cinta qt membuatku harus menengadah agar air mata tak jatuh berderai bagai gerimis di luar jendelaku? Aq hanya jatuh cinta, tak ada yang salah, bukan? Atau ini bukan kisah cinta? Terkadang,aq tak tahu mana yang harus kupercaya.

Angin Kemarin


Kemarin aku gigih menggenggam butiran pasir, karena kau yang merayu, walau serpihannya memedihkan mata. Berkali matamu menyiratkan bertahan, dan hatiku hanya menunduk patuh, entah setan apa yang mencocokku? tapi angin kemarin tak main-main, menerpa genggamanku yang mulai merenggang, dia memasuki sela jariku, menghabiskan semua dan tak mampu kupertahankan, Masih adakah sebenarnya sisa butiran pasir itu? tapi angin kemarin menyadarkanku akan sebuah kenyataan, pasir itu bukan untukku!!! karena angin kemarin melepaskanku untuk segenggam pasir

Surat Untukmu...


Barangkali harapan ini hanya semacam doa yang memeluk kehampaan sebagai kamu, Tapi, biarlah.. Sesekali waktu perlu mengajariku cara tercepat meninggalkan masa silam, Meski aku tak yakin kamu akan hilang begitu saja dimasa depanku. Kadang,setiap merindumu, Aku menegarkan hati dengan merapal mantra "semoga" dan berharap mantra itu mustajab untuk mengembalikan "yang pergi" dan memulangkan "yang lupa". Walaupun setiap mataku membuka Kamu tetap pergi dan tetap lupa kembali.