Sabtu, 27 Februari 2010

angin kemarin

Kemarin aku gigih menggenggam butiran pasir,
karena kau yang merayu,
walau serpihannya memedihkan mata.
Berkali matamu menyiratkan bertahan,
dan hatiku hanya menunduk patuh,
entah setan apa yang mencucukku?
tapi angin kemarin tak main-main,
menerpa genggamanku yang mulai merenggang,
dia memasuki sela jariku,
menghabiskan semua dan tak mampu kupertahankan,
Masih adakah sebenarnya sisa butiran pasir itu?
tapi angin kemarin menyadarkanku akan sebuah kenyataan,
pasir itu bukan untukku!!!
karena angin kemarin melepaskan cucukku untuk segenggam pasir


silvia ratna juwita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ketika hati mulai untuk memahami jiwa yang lain..